Tugas Biologi
Sistem
Koordinasi Tumbuhan
Disusun
Oleh Kelompok
VI:
1. Samsir Aditya Ania (H12116303)
2. Irmayanti (H12116304)
3. Muhammad Ashar (H12116305)
4. Grace Octavia Yusuf (H12116307)
5. Fajar Affan (H12116308)
Nama Dosen:
Dr. Elis
Tambaru,M.Si.
Program Studi Statistika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Hasanuddin
Tahun Akademik 2016/2017
SISTEM KOORDINASI TUMBUHAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Salah satu
ciri yang membedakan benda hidup dan tak hidup adalah : benda hidup mampu
bereaksi secara aktif terhadap perubahan perubahan tertentu di alam sekitarnya.
Perubahan lingkungan ini berfungsi sebagai stimulus yang memicu respon pada
bagian tertentu dari organisme. Bila sekitar tanaman Mimosa pudica digelapkan, maka anak daun disepanjang setiap tulang
tengah melipat sesamanya.Dan sebaliknya bila tumbuhan tersebut diterangi, maka
anak daunnya membuka kembali ke posisi semula.Ini berarti bahwa stimulusnya
atau rangsangan ialah ada tidaknya penyinaran, sedangkan responnya adalah
gerakan anak-anak daun.
Tumbuhan
berbeda dengan hewan karna tida mengenal komunikasi internal. Salah satu
perbedaanya adalah system saraf, merupakan suatu system yang bereaksi amat
cepat. Dalam dunia tumbuhan system saraf praktis tidak ada, akan tetapi
beberapa tumbuhan mempunyai gerak yang cepat. Misalnya, bila anak daun Mimosa pudica disentuh, maka anak-anak
daun melipat.
Perubahan
ini terjadi sebagai akibat hilangnya turgor secara tiba-tiba dalam massa sel
parenkim dipangkal setiap anak daun. Demikian pula, jika anak-anak daun Mimosa disentuh, maka akan melipat
berpasang-pasangan dari ujung ke pangkal. Hal ini mungkin merupakan suatu
gerakan kimiawi melalui berkas pembuluh.Walau tidak ada syaraf yang terlibat,
terdapat bukti bahwa ada impuls listrik tertentu yang mengaliri ke daun.
Sebagian
besar tumbuhan melaksanakan ketanggapan dan koordinasinya melalui sitem
koordinator kimia, yaitu hormon tumbuhan.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Menjelaskan definisi sistem koordinasi
2.
Menjelaskan mekanisme fototropisme
3.
Menjelaskan gerakan-gerakan pertumbuhan
4.
Menjelaskan hormon tumbuhan
5.
Menjelaskan proses pembungaan
1.3.
Tujuan
Mampu
mengetahui sistem koordinasi pada tumbuhan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFENISI SISTEM KOORDINASI TUMBUHAN
Sistem Koordinasi adalah merupakan suatu sistem yang mengatur atau
mengkoordinir segala aktivitas biologis tubuh organisme, terutama terhadap
perubahan-perubahan lingkungannya baik eksternal maupun internal sehingga
organisme itu selalu dalam keadaan normal dan harmonis. Sistem koordinasi
terdiri dari gabungan dua sistem yaitu sistem syaraf dan hormon atau
endokrin. Sistem ini umumnya terdapat pada hewan/manusia, sedangkan pada
tumbuhan hanya ada sistem hormon.
2.2 GERAKAN PERTUMBUHAN
Seperti yang kita
ketahui Bahwasanya Ciri organisme adalah bergerak, sedangkan gerak pada
tumbuhan di sebabkan oleh ada atau tidaknya Rangsangan, Nah rangsangan ini bisa
saja Cahaya, Sentuhan, Kinera, Gravitasi dan juga suhu. Dan arah gerak tumbuhan
tersebut ada yang mendekati ada pula yang menjauhi rangsangan. Nah sekarang
tentu sahabat bertanya apa saja sih gerak paa tumbuhan itu.? Berdasarkan aa
atau tidak rangsangan seperti yang baru kita uraikan, Gerak pada tumbuhan dapat
di bedakan menjadi dua bagian, Yakni Gerak Endonom dan Juga Gerak Etionom.
1.
Gerak
Endonom
Gerak Endonom
merupakan gerak non Pengaruh faktor, agar lebih jelasnya mari kita ambil contoh
mengalirnya protoplasma yang dapat di lihat pada sel-Sel Elodia dan gerak
kromosom saat membelah. Dan contoh lain adalah Gerak pecahnya kulit buah
polong-polongan yang sudah kering, dan membukanya gigi peristom pada sporangium
lumut disebut gerak higrokopis. Gerak higroskopis disebabkan oleh berkurangnya
kadar air secara terus-menerus, sehingga biji, buah, atau sporangium menjadi
retak
2.
Gerak
Etionom
Gerak Etionom Jika
gerak sebelumnya tidak di pengaruhi oleh rangsangan luar maka gerak Etionom
adalah gerak yang di pengaruhi oleh rangsangan dan Luar, rangsangan ini dapat
berupa Fisik, kimi ataupun meanik.Kita ambil contoh rangsangan Fisik misalnya
Suhu, Cahaya dan juga Gravitasi.Sementara untuk contoh rangsangan mekanik dapat
berupa sentuhan dan tiupan angin dan yang terakhir adalah contoh rangsangan
kimia adalah Kadar Racun serta pupuk.Nah cepat ataupun lambat reaksinya sanga
tergantung pada kekuatan dan lamanya rangsangan. Nah Pada gerak Etionom dapat
kita bedakan menjadi tiga Bagian Yakni Tropisme, Nasti dan Taktis, kesemuanya
akan ita baha secara Rinci di bawah ini.
A.
Tropisme
Gerak ini
merupakan gerak tumbuhan yang arah geraknya sangat di pengaruhi oleh arah
datangnya Rangsangan, Tropisme positif merupakan gerak yang arahnya menghampiri
atau pula mendekati rangsangan Sementara itu tropisme negatif adalah gerak yang
arahnya menjauhi rangsangan. Jika kia mengacu dari Tropisme di bedakan menjadi
beberapa macam bagian, yakni geotropisme (gravitasi), fototropisme (cahaya),
tigmotropisme (sentuhan), kemotropisme (kimia), termotropisme (temperatur), dan
hidrotropisme (air). Tenang saja soba genggaminternet kita akan meembahas satu
persatu kesemua istilah yang baru saja di sebutkan, siahkan simak di bawah ini
:
·
Geotropisme
Geotropisme adalah
Geraj tropisme yang di sebabkan oleh adanya pengaruh rangsangan gravitasi bumi,
Organ pada umbuhan pada umumnya menunjukan pertumbuhan Geotropisme, baik itu
positif maupun negatif.Geotropisme positif adalah gerak searah gravitasi bumi,
Kita ambil contoh Akar tumbuhan, sedangkan geotropisme negatif adalah gerak
berlawanan arah gravitasi bumi, misalnya gerak tumbuh batang tumbuhan.
·
Fototropisme
Fototropisme
adalah Gerak tropisme yang di sebabkan oleh adanya pengaruh rangsangan dari
cahaya.Pada Umumnya dapat kita jumpai bagian tumbuhan di atas tanah bersifat
fototropisme positif dan akar bersifat fototropisme negatif.Gerak fototropisme
adalah hasil interaksi antara sinar matahari dan hormon. Pada tumbuhan, sel-sel
di sisi yang lebih gelap akan memanjang lebih cepat daripada sel-sel di tempat
yang lebih terang. Hal itu terjadi karena distribusi auksin yang bergerak turun
dan ujung batang, tidak merata akibat adanya pengaruh , Nah bagaimana sobat
gengam internet sudah mulai faham ya, silahkan di hafal teman-teman
istilah-istilah tadi.
·
Tigmotropisme
Gerak ini di
sebabkan oleh adanya sentuhan pada tumbuhan, pada umumnya ini terjadi pada
tumbuhan pemanja seperti anggur, ubi, mentimun dan juga tumbuhan pemanjat
lainya yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, tumbuhan pemanjat pada
umumnya mempunyai bagian penyokong yang berupa sulur. Nah sulur inilah yang
dapat membelit pada benda yang di sentuhnya, hal ini tentu saja terjadi
dikarenakan pertumbuhan sel-sel pada bagian yang terkena sentuhan, melambat,
sehingga bagian tersebut lebih pendek daripada bagian yang tidak terkena
sentuhan. Akibatnya, sulur akan tumbuh melengkung ke arah benda yang
menyentuhnya.
·
Kemotropisme
Gerak ini
merupakan gerakn yang terjadi pada tumbuhan dikarenakan adanya rangsangan
kimia, tentu saja jika kita ingin ambil contoh adalah Gerak akar menupuk dan
pertumbuhan saluran serbuk sari menuju bakal buah ketika pembuahan.
·
Hidrotropisme.
Adalah gerak
tumbuhan dikarenakan adanya rangsangan air, Contoh yang dapa kita ambil adalah
Akar yang bergerak mendekati Air.
B. Nasti
Nasti
merupakan gerak bagian tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi sama
sekali oleh adanya rangsangan, Gerak ini di sebabkan dari perubahan turgor yang
ada pada jaringan di ulang daun. Berdasarkan jenis rangsanganya.Nasti dapat
kita bagi menjadi beberapa bagian di antanya tigmonasti (sentuhan), fotonasti (cahaya),
niktinasti (pengaruh gelap), termonasti (suhu), dan nasti kompleks.
·
Tigmonasti
(Seismonasti)
Seismonasti adalah
gerak Nasi yang hanya terjadi jika adanya rangsangan sentuhan, gerak ini
terjadi pada tanaman Putri malu yang memiliki nama latin Mimosa pudica, Jika
daun putri malu di sentuh, maka rangsangan akan merambat ke dasar daun dan
kemudian daun akan menutup.
·
Niktinasti
Adalah gerak nasti
dikarenakan adanya pengaruh gelap, kita ambil contoh merunduknya daun-daun
anggota famili Leguminoceae di sore hari.Gerak ini di sebabkan ole adanya
perubahan tekanan turgor pada sel-sel penggerak tumbuhan tersebut.
·
Fotonasti
adalah gerak nasti
yang terjadi dikarenakan adanya pengaruh dari rangsangan cahaya, kita ambil
contoh Mekarnya bunga pukul empat atau bunga asar dan bunga pukul sembilan
·
Termonasti
Adalah gerak nasti
yang di sebabkan oleh adanya rangsangan suhu, kita ambil contoh mekarnya bunga
tulip ketika Musim semi tiba.
·
Nasti
Kompleks
Adalah Gabungan dari fotonasti,
kemonasi dan hidronasti yang mana mekanisme gerak stomata di pengaruhi oleh
adanya cahaya, contoh yang dapat terjadi adalah membuka dan menutupnya stomata.
C. Taksis
Taksis merupakan gerak yang hanya
terjadi oleh adanya rangsangan dan lua, seluruh tubuh tumbuhan itu bergerak dan
arah gerak ini di pengaruhi karena di tentukan oleh adanya arah rangsangan.Dan
berdasarkan jenis dari Rangsanganya, Taksis dapat di bedakan menjadi tiga
bagian yakni Fototaksis, Kemotaksis dan juga Galvanotaksis.
·
Fototaksis
Fototaksis adalah gerak taksis karena
adanya rangsangan dari cahaya.Contoh yang dapat kita ambil adalah, Euglena yang
bergerak dengan bulu cambuk menuju cahaya.
·
Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak taksis karena
rangsangan zat kimia.contoh yang dapat kita ambil adalah Sel gamet tumbuhan
lumut. Gamet jantan bergerak menuju gamet betina.tidak adanya pergerakan
disebabkan adanya zat kimia pada garnet betina.
·
Galvanotaksis
Galvanotaksis adalah gerak taksis
karena pengaruh arus listrik.Contohnya adalah gerakan bakteri ke arah kutub
positif atau negatif.
2.3. MEKANISME FOTOTROPISME
Fototropisme merupakan gerak
pertumbuhan ke arah datangnya cahaya. Telaah mengenai mekanisme fototropisme di
mulai oleh percobaan yang dilakukan oleh Charles Darwin dan putranya
Francis.Percobaan dilakukan dengan menghilangkan ujung pucuk batang, dan
didapatkan hasil bahwa fototropisme tidak terjadi disebabkan hilangnya pucuk
tersebut. Begitu pula ketika ujung pucuk di lapisi bahan yang tidak dapat
ditembus cahaya. Namun, fototropisme tetap terjadi ketika seluruh bagian
tumbuhan dikuburkan ke dalam pasir hitam halus dan hanya ujung pucuk yang
berada di luar, yang menyebabkan membeloknya batang. Dari percobaan ini
dijelaskan bahwa, rangsangan (cahaya) terdeteksi pada suatu tempat (ujung
pucuk) dan responnya (pelengkungan) dilaksanakan di tempat lain (daerah
perpanjangan). (kimbal, )
Mekanisme fototropisme dijelaskan dari
percobaan yang dilakukan oleh Boysen dan Jensen dan disempurnakan dengan
penemuan auksin oleh F.W. Went. Auksin memiliki peran penting dalam pembelokan
batang ke arah cahaya. Auksin merupakan kordinato kimiawi yang berperan dalam
pertambahan sel dan pertumbuhan. Auksin berada pada ujung pucuk, sehingga
ketika cahaya berada di atas tumbuhan, akan terjadi distribusi auksin dari
pucuk ke daerah pemanjangan secara vertikal. Namun ketika cahaya diberikan dari
salah satu sisi batang, menyebabkan distribusi auksin secara lateral
(asimetrik) dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang gelap. Bagian
tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi,
Hal ini menyebabkan sisi batang yang pada daerah gelap akan mengalami
pertumbuhan sel lebih cepat, sehingga batang seperti berbelok ke arah datangnya
cahaya. Bagian tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang
lebih tinggi.
Diperkirakan distribusi auksin yang
asimetrik, disebabkan oleh gabungan tiga mekanisme yang berbeda, yaitu:
1.
Terjadinya
perusakan auksin oleh cahaya (photodestruction) pada bagian koleoptil yang
terkena cahaya.
2.
Meningkatnya
sintesis auksin pada bagian koleoptil yang gelap
3.
Adanya angkutan
auksin secara lateral dari bagian yang terkena cahaya menuju ke bagian yang
gelap.
Cahaya yang paling efektif dalam
merangsang fototropisme adalah cahaya gelombang pendek, sedangkan cahaya merah
tidak efektif.Di duga respon fototropis ini ada kaitannya dengan karoten dan
riboflavin, karena kombinasi penyerapan spectrum oleh karoten dan riboflavin
mirip dengan pola kerja spektrum terhadap fototropisme. (Sasmitamiharja, 1996)Berbeloknya
batang ke arah cahaya
2.4.
HORMON TUMBUHAN
1.
Hormon
Auksin
Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan
yang pertama kali ditemukan dan ditemukan olehFrits Went (1863-1935) pada
tahun 1928 merupakan ahli botani Belanda yang mengatakan bahwa "tak mungkin
terjadi pertumbuhan tanpa adanya zat tumbuh. Jenis hormon auksin pada tumbuhan
yang telah dapat diekstraksi adalah asam indol asetat atau IAA.Auksin memiliki
tempat sintesis pada meristen apikal seperti pada ujung batang (tunas), daun
muda, dan kuncup bunga. Awalnya auksin diketahui terdapat di ujung kecambah
gandum Avena sativa.Akan tetapi, ternyata ada juga zat
diujung-ujung tumbuhan yang sama dengan Auksin. Jenis-jenis auksin yang telah
ditemukan adalah aukin a dan auksin b. Auksin a sama dengan auksin b, hanya
berbeda pada kandungan airnya. Auksin a mempunyai mol air yang lebih banyak dan
zat heteroauksin yang diketahui sebagai asam indol Asetat (IAA).
Fungsi Hormon Auksin
- Merangsang
perpanjangan sel
- Merangsang
pembentukan bunga dan buah
- Merangsang
pemanjangan titik buah
- Mempengaruhi
pembengkokan batang
- Merangsang
pembentukan akar lateral
- Merangsang
terjadinya proses diferensiasi
2.
Hormon
Sitokinin
Hormon sitokinin
adalah hormon yang bersama dengan hormon auksin dalam memengaruhi pembelahan
sel yang disebut dengan sitokinesis. Sitokin dapat diperoleh
pada ragi santan kelapa, ekstrak buah apel dan juga pada jaringan tumbuhan yang
membelah.Jenis hormon Sitokinin yang pertama kali ditemukan adalah kinetin. Sitokinin
mempengaruhi berbagai proses pertumbuhan. buktinya IAA berpengaruh terhadap
sintesis DNA dan mitosis sedangkan pada sitokinesis diatur oleh kinetin atau
sitokinin. Dari eksperimen pada kultur jaringan terdapat bukti bahwa IAA dan
kinetin memiliki efek yang berbeda-beda. Jika tempat pemeliharaan jaringan
tumbuhan diberikan IAA dan kinetin maka yang terjadi adalah efek pertumbuhan
dan perkembangan jaringan tertentu pula, tapi kinetin tampa disertai oleh IAA
maka tidak dapat menggiatkan pembelahan sel.
Fungsi Hormon
Sitokinin
·
Mengatur pembentukan
bunga dan buah
·
Membantu proses
pertumbuhan akar dan tunas pada pembuatan kultur jaringan.
·
Memperkecil
dominansi apikal dan juga dapat menyebabkan pembesaran daun muda
·
Merangsang
pembelahan sel dengan cepat. Bersama-sama giberelin dan auksin, dapat membantu
mengatur pembelahan sel yang terdapat didaerah meristem sehingga pertumbuhan
titik tumbuh normal
·
Menunda
pengguguran daun, bunga, dan buah yang dilakukan dengan meningkatkan transpor
zat makanan ke organ tersebut.
3.
Hormon
Giberelin
Hormon giberelin
adalah suatu zat yang diperoleh dari salah satu jenis jamur yang hidup sebagai
parasit pada padi di Jepang. Jamur tersebut adalah Gibberella fujikuroi
. Giberelin pertama kali ditemukan oleh Eiichi Kurosawa pada
tahun 1926. Tumbuhan padi yang terserang jamur tersebut memperlihatkan suatu
gejala yang terjadi adanya pemanjangan abnormal. Percobaan pemakaian hormon
giberelin telah dilakukan kepada jagung kerdil, yang hasilnya ternyata terlihat
bahwa hormon giberelin dapat menambah tumbuh jagung tersebut. Semakin tinggi
konsentrasi dari giberelin, maka semakin tinggi juga respons pertumbuhannya. Giberelin
mempengaruhi pemanjangan sel maupun pada pembelahan pada jagung
kerdil.Sedangkan tumbuhan jagung normal dan tumbuhan normal pemakain hormon
giberelin tidak memberikan respons apapun. Giberelin jug mempengaruhi
pemanjangan batang, perkembangan dan pertumbuhan pada akar, bunga dan
buah.
Fungsi
Hormon Giberelin
·
Mempengaruhi
pemanjangan dan pembelahan sel
·
Memengaruhi
perkembangan embrio dan kecambah
·
Menghambat
pembentukan biji
·
Mempengaruhi
pemanjangan batang
·
Memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan akar, daun, bunga, dan bunga
4.
Hormon
Asam Traumalin (Hormon Luka)
Tanaman
mampu memperbaiki kerusakan atau luka yang terjadi pada tubuhnya.Kemampuan tersebut
dinamakan regenerasi (restitusi) yang dipengaruhi oleh hormon luka (asam
traumalin).Hormon Asam Traumalin pertama kali dipelajari oleh Haberland dimana
pada percobaan yang dilakukan dari jaringan tanaman yang dilukai lalu dicuci
bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan baru.Pada jaringan
luka yang dibiarkan terbentuk jaringan baru di dekat luka.
Fungsi
Hormon Asam Traumalin
·
Meregenerasi sel
jika tumbuhan mengalami kerusakan jaringan
5.
Hormon Gas Etilen
Hormon
gas etilen adalah hormon yang dihasilkan dari buah yang sudah tua.buahyang
sudah tua dan masih berwarna hijau disimpan dalam kantong tertutup maka yang
terjadi buah tersebut akan cepat masak. Tumbuh-tumbuhan menghasilkan etilen
dari adanya respon stres (tekanan), yang meliputi kebanjiran, kekeringan, luka,
tekanan kimia dan infeksi. Etilen juga dihasilkan pada saat pemasakan buah atau
untuk merespon adanya peningkatan kadar auksin yang tinggi. Etilen dimanfaatkan
dalam mempercepat pematangan buah. Gas etilen menyebabkan pertumbuhan batang
menjadi tebal dan kukuh dan bersama hormon lain akan menimbulkan reaksi dengan
karakteristik seperti auksin dengan gas etilen yang dapat memacu perbungaan
mangga dan nanas. Dengan giberelin, gas etilen dapat mengatur bunga jantan dan juga
bunga betina pada tumbuhan yang berumah satu.
Fungsi Hormon Gas Etilen
·
Mempercepat dalam
pematangan buah
·
Menyebabkan
pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh
·
Memacu hormon lain
dalam menimbulkan reaksi tertentu
·
Mendukung
terbentuknya bulu-bulu akar
·
Induksi sel
kelamin betina pada bunga
·
Merangsang
terjadinya pemekaran bunga
·
Mengakhiri masa
dormansi
·
Pembentukan akar
adventif
6.
Hormon Asam Absisat
Hormon
Asam Absisat (Abscisic acid) adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tanaman
yang dilakukan dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun pada
pembesaran sel, atau dapat kedua-keduanya.Hormon Asam Absisat pertapa kali
ditemukan pada tahun 1960 dari sekelompok peneliti yaitu Davies dan kawan-kawan
yang mempelajari perubahan pada senyawa kimia yang menyebabkan terjadinya
dormansi pada kuncup, dan perubahan kimia saat daun-daun gugur.
Fungsi
Hormon Asam Absisat
·
Menghambat
perkecambahan biji
·
Mempengaruhi
terjadinya dormansi pada kuncup
·
Menghambat
pembelahan sel dan pembesaran sel
·
Membantu tumbuhan
dalam mengatasi tekanan pada lingkungan yang kurang baik
·
Memperpanjang masa
dormansi umbi-umbian
7.
Hormon Kalin
Hormon Kalin adalah hormon yang dapat
merangsang pembentukan organ tubuh. Kalin dibedakan menjadi empat macam organ
tubuh dengan fungsi yang berbeda-beda
Fungsi Hormon
Kalin
·
Kaulokalin : Kaulokalin adalah hormon yang
memiliki fungsi dalam merangsang proses pembentukan batang
·
Rizokalin : Rizokalin adalah hormon yang
berfungsi dalam merangsang pembentukan akar
·
Filokalin : Filokalin adalah hormon yang
berfungsi merangsang dalam pembentukan daun
·
Antokalin
: Antokalin adalah
hormon yang merangsang pembentukan bunga
8.
Asam salisilat (Salicylic acid (SA))
Asam salisilat pada
beberapa tumbuhan digunakan untuk mengaktifkan gen-gen untuk melindungi dirinya
dari penyerang yang bersifat patogen. SA adalah asam beta hidroksi (BHA-Beta
Hydroxi Acid) dengan formula C6H4(OH)CO2H, SA adalah fitohormon dan juga fenol
yang banyak terdapat pada tanaman yang berefek langsung pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, fotosintesis, transpirasi, penyerepan ion
9.
Jasmonate (JA)
atau asam jasmonat
adalah kelompok
dari fitohormon yang membantu pengaturan tumbuh dan kembang tanamanan, jasmonat
termasuk asam jasmonik dan metil ester-nya yang berbau harum: metyl jasmonat
(MeJA) berfsifat seperti hormon prostaglandin pada mamalia. Jasmonate ditemukan
dalam bunga dan jaringan pericarp (tempat benih) dari pengembangan struktur
reproduktif, juga pada kloroplas dari tanaman yang beriluminasi.JA meningkatkan
respons yang sangat cepat terhadap usikan mekanis seperti belitan sulur tanaman
pengganggu dan saat tanaman terluka.
• JA dan MeJA mencegah perkecambahan dari biji nondorman serta menstimulasi perkecambahan dari biji yang dorman.
•
Kandungan JA yang tinggi mendorong akumulasi penyimpanan protein, gen-gen yang
menyandikan simpanan protein vegetative adalah respon dari JA dan asam
tuberonis (salah satu turunan JA) proposed memainkan peran dalam formasi
tubers.
•
Aplikasi JA dapat menyokong klorosis dan menghambat penyandian gen-gen protein
yang terlibat dalam fotosintesis, walaupun tujuan dari respon ini tidak
kelihatan jelas, namun JA dapat membantu mengurangi kapasitas dari asimilasi
karbon pada kondisi cahaya atau karbon yang melampaui batas.
•
Peran akumulasi JA pada bunga dan buah belum diketahui, namun ada hubungannya
dengan pemasakan buah (lewat etilen), komposisi karetinoid buah dan ekspresi
dari gen-gen yang menyandikan biji dan penyimpanan protein vegetative (VSP =
Vegetative Stored Protein).
•
JA memainkan peran pada ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, beberapa
gen tanaman selama bertahan terkandung lebih banyak JA, besar kemungkinan JA
dan etilen (ABA) bersama-sama merespons sistem pertahanan.
10.Steroid
merupakan senyawa yang memiliki kerangka dasar triterpena
asiklik. Ciri umum steroid ialah sistem empat cincin yang tergabung. Cincin A,
B, dan C beranggotakan enam atom karbon dan cincin D beranggotakan lima.
Fungsi hormone steroid pada tumbuhan
·
meningkatkan laju perpanjangan sel tumbuhan
·
menghambat penuaan daun (senescence)
·
mengakibatkan lengkuk pada daun rumput-rumputan
·
menghambat proses gugurnya daun
·
menghambat pertumbuhan akar tumbuhan
·
meningkatkan resistensi pucuk tumbuhan kepada stress
lingkungan
·
menstimulasi perpanjangan sel di pucuk tumbuhan
·
merangsang pertumbuhan pucuk tumbuhan
·
merangsang diferensiasi xylem tumbuhan
·
menghambat pertumbuhan pucuk pada saat kahat udara dan
endogenus karbohidrat.
11. Poliamin
Poliamin atau juga
dikenal poliamina merupakan kation polivalen yang mengandung dua gugus amino
atau lebih, termasuk asam amino lisin dan arginin.Terdapat dalam bentuk bebas
atau terikat pada berbagai senyawa fenol seperti gugus kumaril dan gugus
kafeoil. Berfungsi:
·
Mendorong pembelahan sel
·
Memantapkan membran sel
·
Memantapkan protoplas (sel tanaman yang sudah tidak
memilki dinding sel)
·
Mendorong perkembangan beberapa buah memerkecil
gangguan akibat kekurangan air pada berbagai macam sel
·
Menunda penuaan pada daun yang dipetik.
2.5.
PROSES PEMBUNGAAN
Proses
pembungaan mengandung sejumlah tahap penting, yang semuanya harus berhasil
dilangsungkan untuk memperoleh hasil akhir yaitu biji. Proses pembungaan
tanaman terutama pada tanaman tahunan adalah sangat kompleks. Secara fisiologis
proses pembungaan ini masih sulit dimengerti, hal ini disebabkan kurangnya
informasi yang tersedia. Dalam perkembangannya, proses pembungaan ini meliputi
beberapa tahap dan semua tahap harus dilalui dengan baik agar dapat menghasilkan
panen tinggi (Ashari,1998).
Menurut Elisa
(2004) tahapan dari pembungaan meliputi:
1.
Induksi bunga (evokasi) Adalah tahap pertama dari proses pembungaan,
yaitu suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai berubah
menjadi meristem reproduktif,terjadi di dalam sel,dapat dideteksi secara
kimiawi dari peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan
dalam pembelahan dan diferensiasi sel.
2.
Inisiasi bunga adalah tahap ketika perubahan morfologis menjadi bentuk
kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara makroskopis untuk pertama
kalinya. Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup reproduktif ini dapat
dideteksi dari perubahan bentuk maupun ukuran kuncup, serta proses-proses
selanjutnya yang mulai membentuk organ-organ reproduktif.
Menurut Ashari
(1998) tanaman keras ternyata mempunyai periode inisiasi dan pembungaan yang
sangat beragam.Pada umumnya periode antara inisiasi dan pembungaan berkaitan
dengan sifat tumbuhnya yang juga dipengaruhi oleh iklim.Kebanyakan tanaman
tropis dan subtropis mempunyai periode inisiasi bunga dan antesis yang sangat
singkat.
3.
Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis (bunga mekar)Ditandai dengan
terjadinya diferensiasi bagian-bagian bunga.Pada tahap ini terjadi proses
megasporogenesis dan mikrosporogenesis untuk penyempurnaan dan pematangan
organ-organ reproduksi jantan dan betina.
4.
Anthesis merupakan tahap ketika terjadi pemekaran bunga.Biasanya
anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi jantan dan betina,
walaupun dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Ada kalanya organ reproduksi,
baik jantan maupun betina, masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh
setelah terjadinya anthesis.Bunga-bunga bertipe dichogamy mencapai kemasakan
organ reproduktif jantan dan be tinanya dalam waktu yang tidak bersamaan.
5.
Penyerbukan dan pembuahan. Tahap ini memberikan hasil terbentuknya
buahmuda.
6.
Perkembangan buah muda menuju kemasakan buah dan biji.Tahap ini diawali
dengan pembesaran bakal buah (ovarium),yang diikuti oleh perkembangan cadangan
makanan (endosperm),dan selanjutnya terjadi perkembangan embrio.
Menurut Sutarno
(1997) Pembesaran buah merupakan efek dari pembelahan dan pembes aran sel, yang
meliputi tiga tahap:
·
Tahap pertama : Terjadi peningkatan penebalan pada pericarp oleh adanya
pembelahan sel.
·
Tahap kedua : Terjadi pembentukan dan pembesaran vesikel berair (juice
vesicle); biasanya terjadi pada buah-buah fleshy.
·
Tahap ketiga : Tahap pematangan, biasanya terjadi pengkerutan jaringan
dan pengerasan endocarp pada buah-buah dry.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBUNGAAN :
Faktor eksternal (lingkungan)
§ Suhu
§ Cahaya
§ Unsur hara
§Kelembaban
§Kelembaban
Faktor internal
§ Fitohormon
§ Genetik
1. Faktor eksternal
A. Suhu
· Pada spesies temperate dingin,
suhu yang relatif tinggi pada musim panas dan awal musim gugur tampaknya dapat
merangsang inisiasi bunga. Fungsi suhu di sini adalah mematahkan dormansi
kuncup.
· Pada spesies temperate hangat,
subtropis dan tropis, pengurangan relatif pada suhu justru lebih bermanfaat
(Matthews, 1963; Jackson dan Sweet, 1972; Menzel, 1983; Owens dan Blake, 1985;
Southwick dan Davenport, 1986). Pada apokat suhu optimal untuk perkembangan
bunga adalah 25oC. Jika tanaman ditempatkan pada suhu 33oC
sepanjang siang hari, selanjutnya akan terjadi penghambatan perkembangan bunga
pada tahap diferensiasi tepung sari (Sedgley dkk, 1985b). Pada Acacia pycnantha suhu di atas 19oC
menghambat baik mikrosporogenesis maupun makrosporogenesis (Sedgley, 1985a).
Pada jeruk, suhu di atas 30oC dilaporkan telah merusak perkembangan
kuncup bunga (Moss, 1969).
· Suhu rendah menstimulir
terjadinya perubahan pola pembelahan meristem, dari apikal menjadi lateral.
Penempatan tanaman pada suhu rendah adalah penting untuk induksi dan inisiasi
bunga dengan kebutuhan sekitar 300 jam pada 1,2oC (Amling dan
Amling, 1983).
· Suhu tinggi hingga batas ambang
tertentu dibutuhkan oleh meristem lateral (primordia bunga) untuk mulai
membentuk kuncup-kuncup bunga dan melangsungkan proses pembungaan.
· Selisih antara suhu max di siang
hari dengan suhu min di malam hari akan mempengaruhi proses terbentuknya bunga:
selisih yang besar akan mempercepat terjadinya pembungaan. Namun fluktuasi suhu
yang terlalu besar dapat mengacaukan meiosis pada kuncup yang sedang berkembang
pada tanaman larch, yang berakibat
pada penurunan fertilitas biji (Barner dan Christiansen, 1960).
· Suhu tinggi akan meningkatkan
aktivitas metabolik dalam tubuh tanaman: fotosintesis, asimilasi, dan akumulasi
makanan untuk mensuplai energi pembungaan.
B.
Curah
hujan/kelembaban
· Stres air dapat memacu inisiasi
bunga, terutama pada tanaman pohon tropis dan subtropis seperti leci dan jeruk
(Menzel, 1983; Southwick dan Davenport, 1986). Pembungaan melimpah pada tanaman
kayu tropis genus Shorea juga telah
dihubungkan dengan terjadinya kekeringan pada periode sebelumnya (Burgess,
1972). Namun, hasil yang berlawanan telah teramati pada spesies iklim-sedang
seperti pinus, apel dan zaitun.
· Kebanyakan pembungaan di daerah
tropis terjadi saat transisi dari musim hujan menuju kemarau
· Pada musim hujan tanaman
melakukan aktivitas maksimal untuk menyerap hara dan air, agar dapat
mengakumulasikan cadangan makanan dan menyimpan energi sebanyak-banyaknya → pertumbuhan vegetatif lebih dominan
· Transisi menuju kemarau
berhubungan dengan meningkatnya intensitas cahaya, lama penyinaran dan suhu
udara → meningkatnya aktivitas metabolik
pada tanaman
· Pembungaan di daerah tropis
merupakan respon terhadap turunnya status air dalam tanah
· Air dan nitrogen melimpah → titik tumbuh apikal aktif → pertumbuhan vegetatif
dominan
· Kandungan air menurun → suhu
dalam tanah meningkat → aktivitas meristem apikal menurun → terjadi mobilisasi
energi dan cadangan makanan untuk membentuk meristem lateral
C.
Cahaya
Cahaya mempengaruhi pembungaan
melalui dua cara, yaitu intensitas cahaya dan fotoperiodisitas (panjang hari).
1.
Intensitas Cahaya
·
Berhubungan
dengan tingkat fotosintesis: sumber energi bagi proses pembungaan
·
Intensitas
cahaya mempunyai pengaruh yang lebih besar dan efeknya lebih konsisten dari
pada panjang hari. Pengurangan intensitas cahaya akan mengurangi inisiasi bunga
pada banyak spesies pohon (Matthews, 1963; Cain, 1971; Jackson dan Sweet, 1972;
Puritch dan Vyse, 1972; Tromp, 1984; Sedgley, 1985a).
·
Peningkatan
cahaya harian rata-rata telah dihubungkan dengan pembungaan yang melimpah pada
dipterokarpa di Malaysia (Ng, 1977), dan menejemen kanopi pada pohon apel untuk
memaksimalkan penetrasi cahaya dapat memberikan efek yang serupa (Barritt dkk,
1987). Kuncup bunga lebih banyak terbentuk pada ujung cabang/ranting yang
mendapatkan cahaya matahari penuh.
·
Pada spesies
monoesi dan dioesi, yang hanya mempunyai bunga-bunga berkelamin-satu (single-sex), intensitas cahaya dapat
memberikan efek yang berbeda pada inisiasi bunga betina dan jantan. Intensitas
cahaya yang tinggi merangsang inisiasi bunga betina pada walnut dan pinus, sedangkan intensitas cahaya yang rendah, yang
biasanya disebabkan oleh naungan kanopi, lebih merangsang terbentuknya bunga
jantan (Matthews, 1963; Giertych, 1977; Ryugo dkk, 1980, 1985).
·
Giertych
(1977) menyatakan bahwa intensitas cahaya yang tinggi dapat memacu pembungaan
pada pinus dengan cara meningkatkan suhu dalam primordia.
2.
Fotoperiodisitas (panjang hari)
·
Merupakan
perbandingan antara lamanya waktu siang dan malam hari
·
Di daerah
tropis panjang siang dan malam hampir sama. Makin jauh dari equator (garis
lintang besar), perbedaan antara panjang siang dan malam hari juga makin besar
·
Misalnya
pada garis 60o LU:
o Musim panas: siang hari hampir 19
jam, malam hari 5 jam
o Musim dingin: siang hari hanya 6
jam, malam hari 18 jam
·
Sehubungan
dengan fotoperiodisitas tersebut, pada daerah-daerah 4 musim, tanaman dapat
dibedakan menjadi:
o Tanaman berhari pendek
o Tanaman berhari panjang
o Tanaman yang butuh hari pendek
untuk mengawali pembungaannya, namun selanjutnya butuh hari panjang untuk
melanjutkan proses pembungaan itu
o Tanaman yang dapat berbunga
setiap waktu
·
Pada Picea glauca, pematahan sinar infra
merah pada malam hari akan menghambat pembentukan kon betina, yang
mengindikasikan bahwa pembungaan merupakan pengaruh dari hari-pendek (short-day) (Durzan dkk, 1979), dan
pengaruh serupa telah teramati pada sejumlah spesies Pinus (Longman, 1961; Matthews, 1963; Puritch dan Vyse, 1972; Slee,
1977; Greenwood, 1978).
·
Aplikasi
hari-pendek dengan penyinaran selama 8 jam akan meningkatkan inisiasi bunga
pada Rhododendron (Criley, 1969).
Pengaruh hari-pendek direncanakan untuk diaplikasikan pada spesies pohon
temperate, mengingat bahwa inisiasi bunga secara normal terjadi pada musim
gugur seiring dengan berkurangnya panjang hari.
·
Namun
demikian, pembentukan kuncup bunga pada apel lebih berhasil dilakukan pada 14
jam penyinaran dibandingkan dengan 8 jam, yang mengindikasikan bahwa pada
tanaman ini panjang hari di musim panas memberikan hasil yang berbeda nyata
(Tromp, 1984). Pada Hibiscus syriacus subtropis,
pembungaan tampaknya juga merupakan pengaruh hari-panjang (long-day) (Salisbury, 1982).
3.
Unsur
hara
· Keberadaan unsur hara dalam tanah
berhubungan dengan ketersediaan suplai energi dan bahan pembangun bagi proses
pembentukan dan perkembangan bunga.
1. Carbon/protein ratio
- Kuncup bunga terbentuk
setelah tanaman mencapai keseimbangan carbon/protein
- Hal ini berhubungan dengan
kemampuan tanaman untuk melakukan asimilasi, akumulasi makanan, dan
alokasi/distribusi hasil asimilasi
- Panjang tunas merupakan
faktor penting pada inisiasi bunga pecan.
Tunas yang lebih panjang mampu memproduksi lebih banyak bunga secara
konsisten dan membentuk lebih banyak polong, dibanding tunas yang lebih
pendek yang telah berbunga dan berbuah pada tahun sebelumnya (Malstrom dan
McMeans, 1982). Efek ini mungkin berhubungan dengan peningkatan cadangan
makanan pada tunas yang lebih panjang.
2.
carbon/nitrogen ratio
- Carbon sebagian besar
diperoleh dari mobilisasi cadangan makanan dan hasil fotosintesis
- Konsentrasi carbon yang
tinggi menentukan ketersediaan energi dan akumulasi makanan untuk
pembentukan bunga
- Nitrogen → Dampak positif: ekspansi percabangan,
Dampak
negatif: memacu pertumbuhan vegetatif
· Secara umum, aplikasi pupuk
terutama nitrogen meningkatkan pembungaan pada sebagian besar tanaman pohon
(Sarvas, 1962; Matthews, 1963; Puritch dan Vyse, 1972; Pederick dan Brown,
1976; Weinbaum dkk, 1980; Edwards, 1986).
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem Koordinasi adalah merupakan suatu sistem yang mengatur atau
mengkoordinir segala aktivitas biologis tubuh organisme, terutama terhadap
perubahan-perubahan lingkungannya baik eksternal maupun internal sehingga
organisme itu selalu dalam keadaan normal dan harmonis. System koordinasi
tumbuhan yaitu: gerak tumbuhan, mekanisme fototropisme, hormon, dan proses
pembungaan.
Tumbuhan memiliki 2 gerak yaitu: gerak endonom dan gerak
etionom. Gerak etionom terdiri atas tiga bagian yaitu: tropisme (geotropisme,
fototropisme, tigmotropisme, kemotropisme, hidrotropisme), nasti (tigmonasti
(Seismonasti), niktinasti, fotonasti, termonasti, nasti kompleks), dan taksis
(fototaksis, kemotaksis, galvanotaksis).
Mekanisme
fototropisme yang berperan penting adalah auksin karena ketika cahaya diberikan dari
salah satu sisi batang, menyebabkan distribusi auksin secara lateral
(asimetrik) dari sisi yang mendapatkan cahaya ke sisi yang gelap. Bagian
tanaman yang tidak disinari mendapatkan konsentrasi auksin yang lebih tinggi, Hal
ini menyebabkan sisi batang yang pada daerah gelap akan mengalami pertumbuhan
sel lebih cepat, sehingga batang seperti berbelok ke arah datangnya cahaya.
Hormon pada
tumbuhan ada beberapa yaitu: hormon
auksin, hormon sitokinin, hormon
giberelin, hormon asam traumalin
(Hormon Luka), hormon gas etilen,
hormon asam absisat, hormon kalin, asam salisilat (Salicylic Acid), jasmonate (JA) atau asam jasmonat, steroid,
poliamin.
Dan proses pembungaan menurut Elisa (2004) ada beberapa tahap antara lain: Induksi bunga (evokasi), inisiasi bunga, perkembangan kuncup bunga
menuju anthesis (bunga mekar), anthesis, penyerbukan dan pembuahan, perkembangan buah muda menuju
kemasakan buah dan biji
0 komentar:
Posting Komentar